Senin, 20 Februari 2017

Perang Korea 1950

Meski berdamai, Korea Selatan tak bisa melupakan pahitnya Perang Korea yang berlangsung pada 1950 lalu. Hanya dalam sepekan, ibu kota Korsel, Seoul jatuh ke tangan bala tentara Korea Utara. 

Sebelum insiden tersebut terjadi, rupanya Kim Il-sung jauh-jauh hari telah mencari dukungan ke Soviet agar diizinkan menyerang musuh bebuyutannya di selatan. Meski mendapat penolakan, namun Kim berkeras agar Korsel dihancurkan.

Setelah berbulan-bulan, Stalin akhirnya luluh dan mengizinkan Kim menginvasi musuhnya di selatan. Secara diam-diam, militer Soviet mengirimkan bantuan alat-alat perang berat, mulai dari tank, peluncur roket hingga artileri. Kim juga menambah balatentaranya hingga mencapai 90.000 personel di awal perang.
Serangan fajar pun dimulai pada 25 Juni 1950. Di bawah dukungan 7 divisi infantri, 1 brigade lapis baja dan sejumlah resimen cadangan lainnya, Korea Utara memulai serangan pada Korea Selatan. Sejumlah tank buatan Soviet turut dilibatkan, yakni T-34/85.
Diawali dengan tiupan terompet, puluhan ribu tentara Korut melewati perbatasan. Tentara Korsel yang tak memiliki mesin perang berat dipukul mundur. Divisi-divisi ibu kota pun tak mampu bertahan hingga membuat Presiden Rhee terpaksa dievakuasi.

Seoul akhirnya jatuh pada 28 Juni. Guna menghambat laju musuh, tentara Korsel meledakkan jembatan besar di atas sungai Han tanpa peduli keberadaan 4.000 pengungsi sipil dan militer di atasnya.

Kekuasaan Korut terhadap Seoul bertahan selama enam bulan. Dibantu pasukan PBB di bawah pimpinan Jenderal MacArthur, Korsel berhasil merebut kembali kota mereka pada 25 September.


Sejak itu, pasukan sekutu berhasil merangsek hingga ke pedalaman Korut sebelum kembali dipukul mundur China setahun berikutnya.

Tak ada yang bisa dikatakan menang dalam perang berdarah yang mengorbankan jutaan nyawa tentara dan warga sipil ini. Kedua pihak sepakat mengembalikan batas wilayah ke masa sebelum perang di garis lintang 38 derajat. Batas itu bertahan hingga kini, walau kadang ada saja ketegangan antara bangsa yang sebenarnya bersaudara ini.
Sumber:merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar